Desa mandiri pangan merupakan sebuah gagasan untuk mewujudkan desa yang memiliki ketahanan dalam ketersediaan pangan secara berkelanjutan. Konsep ini menekankan kemandirian masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhan pangan dari potensi yang dimiliki, sehingga tidak bergantung penuh pada pasokan luar. Desa Warureja, Kabupaten Tegal, dengan potensi agrikultur yang besar, dinilai layak menjadi contoh penerapan gagasan tersebut.
Langkah awal menuju desa mandiri pangan mulai diwujudkan melalui peluncuran program TandurKit di SDN 1 Warureja pada Sabtu (19/7). Kegiatan ini diikuti lebih dari 50 siswa kelas VI dan digagas oleh tim KKN-T IPB University Desa Warureja.
TandurKit merupakan inovasi edukatif berupa paket yang berisi alat tanam, media tanam, benih sayuran, serta buku panduan sederhana. Program ini dirancang untuk memperkenalkan dunia agrikultur kepada anak-anak dengan cara yang mudah, menarik, dan menyenangkan. Melalui TandurKit, anak-anak diajak memahami bahwa menanam itu menyenangkan dan tidak dilakukan hanya di sawah atau kebun saja, tetapi bisa dilakukan di mana saja, mulai dari halaman sekolah hingga pekarangan rumah.
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi mengenai pentingnya sektor agrikultur dalam kehidupan sehari-hari, dilanjutkan praktik menanam bersama di halaman sekolah menggunakan TandurKit yang telah dibagikan. Antusiasme siswa terlihat ketika mereka menyentuh tanah, menabur benih, hingga menyiram tanaman masing-masing. Beberapa siswa bahkan memberi nama dan menempelkan stiker pada pot tanamannya, menandakan rasa kepemilikan terhadap apa yang mereka rawat.
Ketua Tim KKN-T IPB University Desa Warureja, Muhammad Iqbal, menjelaskan bahwa TandurKit tidak hanya mengajarkan keterampilan bercocok tanam, tetapi juga menanamkan kesadaran akan kemandirian pangan dan kepedulian lingkungan sejak dini dengan cara yang praktis, menarik, dan menyenangkan. “Kami ingin anak-anak menyadari bahwa bertani itu menyenangkan dan bisa dimulai dari langkah kecil. Harapannya, pengalaman ini dapat menumbuhkan generasi peduli pangan dan lingkungan,” ujarnya.
Program TandurKit diharapkan menjadi pintu masuk bagi gerakan desa swadaya pangan di Warureja. Dengan melibatkan sekolah dan anak-anak sebagai agen perubahan, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan desa secara berkelanjutan sekaligus menjadi contoh bagi wilayah lain di Indonesia.